Minggu, 24 Agustus 2008

Air Sebagai GLOBAL WARNING


Air adalah sumber kehidupan sebagaimana ayat quran berbunyi: “waja’alnaa minal maai kulla syain hayy”, Kujadikan dengan air itu segala sesuatu menjadi hidup. Tapi baru saja tadi siang seusai juma’atan kulihat motor-motor gagal dihidupkan karena basah terkena hujan.

Berarti air bukan sumber kehidupan mesin itu sendiri dong. Tetapi justru sebagai penghambat lajunya energi mesin yang perlu dihiupkan demi hdiupnya roda perekonomian si pemilik motor. Saya lihat putus asa di selah berkali-kali engkol motornya, sales itu akhirnya putus asa dan bersandar kembali ke masjid. Merenung sendiri.


Air Sebagai Global Warning!

Mungkin anda akan mengatakan bahwa orang-orang di pesantren sebagai pengidap TBC. Misalnya pada saat tahlilan, atau doa bersama, di hadapan hadirin terdapat air yang di botol aqua atau wadah lainnya. Air itu biasanya ditempatkan di tengah-tengah orang-orang yang tengah membaca quran. Bila doa sudah selesai air itu sendiri akan diminum oleh keluarganya.

Mengapa itu dilakukan, hal ini terkait dengan alam air itu sendiri sebagai global warning. Maksudnya, air itu ternyata mampu merekam segala hal yang ada di sekitarnya. Karenanya, air yang merespon doa, dan bacaan quran dan syair-syair yang baik, ternyata akan terbentuk sejenis bentukan atom yang indah, berbeda dengan air yang merekam suara keras, tak beraturan dan jelek, maka bentukannya pun jelek.

Peneliti asal Jepang Dr Masaru Emoto, seperti di tulis dalam berbagai media, suatu kali melakukan riset laboratorium tentang air. Ajaib, air bisa menangkap pesan-pesan dalam udara yang kemudian memengaruhi bentuk molekul air tersebut. Saat air diberikan getaran cinta dan kasih sayang melalui kata-kata cinta, terima kasih, dan sentuhan lagu lembut yang menyejukkan pikiran,tampak bahwa perlahan- lahan air tersebut membentuk dirinya menjadi molekul berbentuk indah seperti kristal bersegi 6.

Sebaliknya, ketika air tadi dikata-katai dengan umpatan seperti “Kamu membuatku muak!”, “Kamu bodoh!” atau diberi getaran lagulagu heavy metal, terlihat bahwa bentuk molekul air menjadi sangat jelek. Penelitian lainnya juga pernah dilakukan pada air tanah di Kobe, Jepang.Beberapa hari pascagempa bumi besar Hanshin-Awaji tahun 1995, sampel air tanah yang diteliti menunjukkan molekul yang buruk rupa, serupa kemuraman dan kesedihan warga Kobe akibat gempa bumi yang menelan korban jiwa 140.000 orang itu.

Simpati pun berdatangan, relawan, dan warga saling bahumembahu memulihkan derita para korban. Kebersamaan dan kepedulian menguat. Hal tersebut rupanya menimbulkan atmosfer yang sangat positif.Tiga bulan pascagempa, molekul air tanah di Kobe menampakkan bentuk yang indah. Itulah sekelumit pelajaran yang bisa direnungkan, betapa kasih sayang dan kata-kata positif sangat besar manfaatnya.

Bagaimana dengan dzikiran, tentu saja kalimat yang didendangkan dalam dzikiran, tahlilan, marhabanan, yang dikatakan bid’ah itu, tentu saja air akan merespon dengan baik. Karenanya, jika diminum air ini sangat membantu kesehatan.

Bagi manusia, air di dalam tubuh terdiri dari hampir 80%nya. Makanya saat manusia diberikan kata-kata sejuk dan menyejukkan akan direspon dengan baik, sebaliknya orang yang dikasari maka terbentuk molekul air dalam tubuh kita untuk menolaknya.

Begitupula anak kecil yang sedang tumbuh otaknya, maka kata-kata yang baik dan pendidikan yang baik dari orangtuanya akan membemtuk molekul tubuh yang bagus. Sebaliknya, jika umpatan, makian dan serapahan, jangan khawatir itupun akan direspon pula oleh tubuh tampa sadar. sehingga saat beawr nanti para orang tua baru memahami sebentuk molekul anak-anaknya itu bertingkah kasar dan tak karu-karuan mirip molekul yang jelek.

Demikian juga oksigen dan hidrogen sebagai pembentuk molekul air di alam ini. Manakala manusia-manusia di bumi tidak mencintai kesejukan suka pada perang, kasar dan kanibalisme, kemaksiatan vertikal dan horizontal tumbuh subur, niscaya hidrogen dan oksigen akan merespon negatif. Polutan atau carbon dioksida akan terbentuk lebih banyak dari pada pembentukan oksigen. Sehinggalah kita mengenal istilah global warming, climate change, pemanasan global dan istilah lainnya.

Akhirnya, kita sebenarnya sudah diingatkan bahwa alam ini mirip sebentuk puzzle, yang akan saling melengkapi, karenanya, demikian pula maka kombinasi unsur oksigen dan hidrogen sebagai pembentuk air, maka jangan sekali-kali diganggu dengan berbagai masalah “sampah” ideologi, madzhab dan sumpah serapah. Cukuplah air sebagai global warning!

Tidak ada komentar:

Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing