Sabtu, 06 September 2008

Kurang Sosialisasi, BKM Minim Peminat


Ruangan itu tampak sepi. Tidak ada aktivitas berarti di sana. Di atas pintu masuk ruangan itu, terpampang plang nama bertuliskan BKM FISIP.

BEGITULAH keadaan sehari-hari Badan Konsultasi Mahasiswa atau BKM di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro. BKM FISIP nyaris tak dikunjungi mahasiswa.Sungguh ironis, padahal BKM merupakan lembaga konsultasi yang bertugas membantu permasalahan yang dihadapi mahasiswa selama studi.
Beberapa mahasiswa yang ditemui Joglo Pos pun terkesan awam dengan keberadaan BKM. Presiden BEM FISIP Feby Grace Adriany bahkan mengaku tidak tahu kepanjangan dan letak BKM FISIP. “Mungkin karena jarang diekspos dan tidak kelihatan fungsinya. Kalau kelihatan berfungsi, pasti aware di benak mahasiswa,” ungkap mahasiswa Ilmu Komunikasi 2005 ini.
Keberadaan BKM yang asing di mata mahasiswa juga terjadi Fakultas Teknik. “Saya tidak tahu BKM itu apa dan tugasnya apa,” ujar Anggi, mahasiswa Teknik Arsitektur 2005.
Ketua BKM FISIP Maryam Musawa menerangkan, kurang dikenalnya BKM oleh mahasiswa terjadi karena minimnya sosialisasi. Sosialisasi sekarang hanya dilakukan dalam perkuliahan semata. “Itu yang saya sayangkan, sosialisasi BKM dulu dilakukan pada saat ospek. Sedangkan sekarang ospek sudah tidak ada, jadi sosialisasi secara resmi sudah hilang,” ujar dia.
Namun, Boy Fian Afriyanto, mahasiswa Ilmu Pemerintahan 2005 mengaku, selama 5 semester kuliah di Undip, dirinya belum pernah menyaksikan BKM FISIP melakukan sosialisasi di perkuliahan. “Saya justru tahu BKM dari teman-teman. Tapi (saya) tidak tahu siapa konsultannya, entah dosen atau orang khusus,” tutur Boy. Dia berpendapat, perlu ada penyebaran kuesioner tentang keberadaan BKM.
Soal BKM yang sepi peminat dibantah Maryam. Menurut dosen Administrasi Bisnis ini, cukup banyak mahasiswa yang datang ke BKM untuk berkonsultasi. “Mereka biasanya datang karena IP (indeks prestasi, red) turun atau masalah-masalah lain yang sedang dihadapi. Tadi saja sebelum Mas (reporter Joglo Pos, red) datang, ada mahasiswi saya yang sms mau konsultasi,” terang Maryam.
Mahasiswa, kata dia, tidak perlu kesulitan untuk berkunjung atau berkonsultasi ke BKM FISIP. “Mahasiswa dapat langsung telepon kepada konselor yang diinginkan dan membuat jadwal dengan para konselor tersebut,” ujarnya.
Sementara itu Pembantu Dekan III Fakultas Teknik Syafrudin mengungkapkan, secara eksplisit BKM tidak ada dalam institusi fakultasnya. Tugas dan fungsi BKM secara implisit dilaksanakan melekat bersama kewenangan dan tugas dekanat atau fakultas melalui PD III FT.
Akan tetapi, fungsi ini menurut Syafrudin tidak sepenuhnya dilakukan PD III mengingat begitu luasnya FT. FT memiliki banyak jurusan dan mahasiswa. “Oleh karena itu, kewenangan ini dilimpahkan kepada jurusan masing-masing. Dalam hal ini diserahkan kepada koordinator bidang kemahasiswaan untuk menampung keluhan atau konsultasi dari mahasiswa dari masing-mas­ing jurusan,” ucap dia.
Diselesaikan Bertingkat
Syafrudin mengatakan, sejauh ini permasalahan yang menyangkut mahasiswa berusaha diselesaikan secara bertingkat. Masalah mahasiswa sebisa mungkin diselesaikan di tingkat jurusan. Jika tidak bisa, maka baru dilimpahkan ke fakultas. PD III selanjutnya memilah dan meneruskan ma­salah tersebut ke pejabat yang berwenang menangani. “Seperti masalah keuangan kepada PD II, masalah akademik ke PD III, dan seterusnya,” kata Syafrudin.
Pembantu Rektor III Undip Sukinta menuding mahasiswa tidak mau memanfaatkan BKM. “Seharusnya mereka (mahasiswa, red) mau memanfaatkan fasilitas konsultasi di BKM,” imbau dia.
Hal ini menurut Sukinta juga diperparah oleh belum dijalankannya publikasi oleh semua fakultas. “Kami sudah memberi wewenang kepada masing-masing fakultas untuk mengurusinya. Tidak ada plang tulisan BKM di depan ruangan juga menyebabkan banyak mahasiswa yang tidak mengetahuinya,” tambahnya. Dia berujar, jika tidak dibenahi, BKM akan mengalami nasib yang sama dengan poliklinik yang tidak dimanfaatkan mahasiswa.
BKM berfungsi untuk membantu mahasiswa dalam menyelesaikan masalah akademis atau pribadi. Bila dijalankan fungsinya secara maksimal, BKM dapat menjadi tempat menampung keluhan dan permasalahan mahasiswa sehingga fakultas tahu keadaan mahasiswanya

Tidak ada komentar:

Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing